Kuliah umum firtual

 MEMBANGUN KERANGKA PIKIR MAQASYIDSYARIAH DALAM PENGKAJIAN HUKUM ISLAM

Oleh: Prof. Dr. KH. Said AgilHusin Al Munawar, Lc, MAGuru Besar Universitas IslamNegeri Jakarta

 

Disajikan pada Kuliah UmumVirtual TA 2021-2022 InstitutAgama Islam Tafaqquh FiddinDumai RIAU

 

 

Islam adalah agama terakhir yang diturunkan oleh Allah SWT, kepada Nabi Muhammad SAW., Tujuan diturunkannya syariat Islam adalah untuk kebaikan seluruh umat manusia.Dalam ruang lingkup ushul fiqh tujuan ini disebut denganmaqashid as-syari’ah yaitu maksud dan tujuanditurunkannya syariat Islam.

Maqashid syari’ah berarti tujuan Allah dan Rasul-Nya dalam merumuskan hukum-hukum Islam. Tujuan itu dapat ditelusuri dalam ayat-ayat Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah sebagai alasan logis bagi rumusan suatu hukum yang berorientasi kepada kemaslahatan umat manusia baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Menurut Raisuni, maqashid syari’ah telah dikembangkan oleh para mujtahid sebelum Al-Syatibi dan bahkan dikembangkan dan disempurnakan juga oleh para pemikiran kontemporer zaman ini. Kata al-maqashid sendiri menurut Ahmad Raisuni, pertama kali digunakan oleh Al-Turmudzi Al- Hakim, yang pertama kali menyuarakan maqashid syari’ah melalui buku-buku nya, Al-Shalat waMaqashiduhu, Al-Hajj wa Asraruh, Al-‘Illah, ‘IlalAlSyari’ah, ‘Ilal Al-‘Ubudiyyah dan Al-Furuq.

Pada perkembangan selanjutnya penelaahan terhadap maqashid syari’ah semakin mendapat perhatian di kalangan ulama ushul. Imam Al-Haramain Al-Juwaini, Abu Al-Ma'ali Abd Al-Malik Ibn Abdullah Ibn Yusuf Al-Juwaini dapat dikatakan sebagai ulama ushul yang pertama kali meletakkandasar kajian tentang maqashid syari’ah ini. Maqashid syari’ah merupakan disiplin keilmuan Islam yang erat berhubungan dengan kajian ushul fiqih dan fiqih Islam dimana pada awalnya maqashid syari’ah hanya merupakan bagian kecil dalam kajian ushul fiqih. Substansinya membahas seputar tujuan dan hikmah dari hukum-hukumsyari’ah yang mencakup tiga bidang; Pertama, ibadah (ritual). Kedua, muamalah (interaksi sosial), dan Ketiga, jinayah (kriminal). Kajian maqashid syari’ah bisa diklasifikasikan juga sebagai bagian dari filsafat hukumIslam.

Substansi pembahasan maqashid syari’ah ini kemudian mulai menjadi semakin berkembang dan mulai menjadi bahasan sendiri pada abad ke-5 Hijriyah Kitab-kitab yang dapat dikatakan sebagai embrio munculnya pembahasan maqashid syari’ah antara lain : Al-Burhan fi Ushul Al-Fiqh karya Imam Al-Haramain Al-Juwaini (w. 478 H/1085M), Al-Mustashfa dan Al-Mankhul karya Abu Hamid Al-Ghazali (w. 505 H/1111 M), Imam al-Rozi (W.606 H.) dengan karyanya Al-Mahshul fi Ilmi Al-Ushul. Al-Ahkam fi Ushul Al-Ahkam karya Saif Al- Din Al-Amidi (w. 631H/1223 M), Al-Qawaid Al-Kubra karya Sulthan Al-UlamaAl-Izz Al-Din Ibn Abd

 

Syaikh Thahir bin ‘Asyur (w: 1973 M) yang menulis buku dengan judul Maqasid Al-Syari’ah Al-Islamiyah, danSyaikh Alal Al-Fasi (w: 1974 M) yang menyusun bukuMaqasid Al-Syari’ah Al-Islamiyah wa Makarimuha.

Filsafat hukum Islam sebagaimana filsafat pada umumnya menjawab pertanyaan- pertanyaan yang tidak terjangkau oleh ilmu hukum. Demikian juga dengan filsafat hukum Islam, seperti halnya tugas filsafat pada umumnya mempunyai dua tugas: pertama, tugas kritis dan, kedua tugaskonstruktif.

Disiplin ilmu maqashid syari’ah ini dianggap prospektif dan memiliki jangkauan kedepan dalam literatur kajian Islam. Imam Al-Haramain Al-Juwaini dan muridnya Imam Al-Ghazali, merupakan dua ulama yang kitabnya merupakan ummahatul kutub dalam thariqah Syafi`iyah. Disebutkan bahwa Imam Al-Haramain menyebutkan lafaz al-maqashid, al-maqshud, dan al-qashdu sebanyak 10 kali dalam kitabnya Al-Burhan Pengetahuan mengenaimaqashid syari’ah merupakan hak setiap orang. Hanyasaja, pengetahuan tersebut harus ditempatkan pada tempat dan kedudukannya masing-masing sesuai posisinya baik ulama, pencari ilmu, orang awamMaqashid syari’ah dalam pengertiannya yang sekarang merupakan bentuk yang cukup rumit dipahami bagi orang-orang awam. Maka dari itu, perlu adanya pengertian maqashid yang lebih sederhanadan mudah dipahami khususnya bagi mereka yang tidakberkecimpung langsung dalam bidang fiqih dan ushul fiqih. Imam Al-Haramain Al-Juwaini yang menggagas konsep maqashid syari’ah dengan mengenalkan istilah dharuriyat, hajiyat, dan tahsiniyat dalam penetapan suatu hukummerupakan tokoh yang cukup jarang dikupas pemikirannya. Dengan maksud memberikan bentuk konstruksi maqashid syari’ah yang sederhana agar mudah dipahami

 

AlSalam (w. 660 H/1261 M), Majmu Fatawa Ibn Taimiyah karya Taqiyuddin Ibn Taimiyah (w. 728 H/1327 M), I’lam Al-Muwaqqi’in ‘an Rabb Al-‘Alamin karya Ibn Qayyim Al-Jauziyah (w. 751 H/1350 M), Al-Qawa’id karya Tajuddin Al-Subki (w. 756 H/1355 M), dan Al-Muwafaqat karya Al-Syatibi (w. 790 H/1388 M).

Kemudian pada akhir abad ke-20, muncul ulama-ulama kontemporer yang memperkokoh pilar kajian maqasid syari’ah

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerpen

Penting nya sebuah judul

Pengertian tentang Menulis